PENUTUP
Sampai di sini, berakhirlah kisah petualangan Purbajaya. Tentu saja, selama berada di Pakuan, pemuda
ini semakin terbenam ke dalam kemelut berkepanjangan yang melibatkan kehidupan politik dan intrik
pribadi dan itu semua telah dikisahkan dalam episodeSenja Jatuh di Pajajaran yang telah dimuat harian
ini beberapa waktu silam.
Sekadar mengingatkan kembali. Di Pakuan ini Purbajaya memang berhasil menjadi utusan Carbon yang
baik namun gagal dalam melawan hasrat hatinya. Di puri Yogascitra dia tidak bisa menepis perasaan
cintanya terhadap Nyimas Banyak Inten. Dan karena kemelut cintanya ini, Purbajaya akhirnya tewas
mengenaskan ketika nekad berusaha akan membunuh Sang Prabu Ratu Sakti karena raja yang penuh
ambisi tapi berjiwa romantis ini telah meminta Nyimas Banyak Inten sebagai selir terkasih.
Peristiwa kematian Purbajaya ini sudah barang tentu amat mengecewakan semua orang, termasuk pula
Ki Rangga Guna yang selama itu tidak habis-habisnya memperingatkan pemuda itu agar sanggup
melawan musuh di dalam hatinya sendiri.
Ki Sunda Sembawa berhasil memenuhi ambisi pribadinya dalam menyerang Pakuan. Namun demikian,
dia gagal mencapai cita-cita merebut negri sebab dalam pertempuran mati-hidup di Bukit Badigul, Ki
Sunda Sembawa tewas di tangan para perwira Pakuan yang tangguh (baca episodeSenja Jatuh di
Pajajaran ).
Sementara itu, selang beberapa tahun kemudian, giliran Raden Yudakaralah yang membawa pasukan
pemberontak untuk menyerang Pakuan. Namun sama seperti pamannya, dia pun mengalami nasib naas,
tewas dalam peristiwa penyerbuan itu (baca episodeKunanti di Gerbang Pakuan )
Namun demikian, pemberontakan demi pemberontakan datang silih berganti mendera Pajajaran dan
sejauh itu masih bisa ditepis oleh orang-orang yang masih memberikan kesetiaan penuh kepada negara
seperti yang dilakukan kelompok Ki Yogascitra misalnya. Hanya saja, peperangan yang kerapkali terjadi
telah menyebabkan kekuatan negri yang berusia ratusan tahun itu kondisinya kian melemah jua. Pajajaran
semakin terpuruk ketika pasukan dari Banten untuk ke dua kalinya melakukan penyerbuan ke Pakuan
pada tahun 1567 Masehi. (baca episodeKunanti di Gerbang Pakuan ).
Ketika kau dikalahkan
maka hatimu sakit penuh dendam
namun ketika kau menang
kegembiraan tidak sempurna
sebab yang kau kalahkan
hatinya pun sakit penuh dendam
maka berbahagialah
orang yang mencapai kemenangan
tanpa mengalahkan
dia tidak menyakiti
namun juga
tidak disakiti
TAMAT
Bandung Juni 1996
Komentar
Posting Komentar