Langsung ke konten utama

PENDEKAR DARAH PAJAJARAN JILID 01 B A G I A N: IV,


SETELAH mereka berjalan selama empat bulan, sambil menikmati keindahan alam yang
dijumpainya, kini mereka bertiga berjalan mengitari Gunung Slamet melalui selatan, dan tibalah didesa2
Kranggan, Bumiayu, dan Prupuk untuk kemudian menyeberangi kali Pemali menuju kekota Banjararja.
Sungguhpun waktu telah lewat senja, mereka tiba dikota Banjararja akan tetapi sinar lampu2
minyak penerang kota ternyata cukup terang menerangi hingga menambah semaraknya keindahan kuta
yang ramai itu.
Pada waktu itu memang baru ada keramaian dikota. Dialun-alun kebanjaran nampak jelas
adanya bangunan sebuah panggung yang luas yang biasa dipergunakan untuk pameran suatu
pertunjukan keramaian.
Panggung yang luasnya dalam bentuk segi panjang selebar sepuluh langkah dan panjangnya tak
kurang dari dua-puluh langkah itu, dibuat dengan papan kayu jati yang tebalnya kira-kira setengah
jengkal dengan tiang- tiangnya yang rapat serta kokoh kuat setinggi manusia berdiri.
Panggung itu merupakan panggung terbuka tak beratap, dan disekelilingnya dihias dengan janur
kuning serta diselang seling dengan pita2
sutra beraneka warna.
Serakit gamelan dengan para pemukulnya nampak pula berada diatas panggung, disudut
1samping sebelah belakang. Bangku-bangku panjang dengan meja-mejanya berderet-deret teratur rapih didepan panggung, 
dan telah penuh pula dengan para tamu undangan. 
Hanya dua baris bangku terdepanlah yang kelihatan masih kosong dan tak ada yang berani 
menempatinya. 
Jauh dibelakang para tamu undangan dengan batasnya kawat yang terpancang, dimana rakyat
yang menonton telah berjejal-jejal berdiri, dengan saling berebut untuk dapat berada didepan. Demikian 
pula keadaan disekitarnya, samping kanan dan kiri panggung itu. 
Didalam alun-alun yang luas itu, banyak pula warung-warung darurat yang berjualan makanan 
serta ada pula yang menyediakan tempat-tempat untuk bermalam bagi para pengunjung dari jauh,
dengan penarikan biaya yang sangat rendah. Disamping warung-warung makan itu, masih banyak lagi 
para pedagang kecil yang berjualan ditempat terbuka, seperti pakaian beraneka warna macam, mainan 
kanak-kanak, buah-buahan dan lain-lainnya.Dan mereka menawarkan dagangannya dengan caranya 
masing-masing, berebut untuk menarik perhatian para pengunyung yang berjejal-jejal itu, hingga 
menambah riuhnya suasana. 
Sambil menggandeng tangan Martinem yang tak henti-hentinya menanyakan semua yang
dilihatnya, dengan diikuti oleh Martiman disampingnya, Sujud berjalan ditengah-tengah orang yang
berjejal-jejal itu, untuk mencari sebuah warung dan tempat bermalam. Mengingat bekalnya yang kian 
menipis, maka Sujud menuju kewarung yang sederhana disudut alun-alun yang tempatnya agak sepi. 
Kebetulan warung itu menyediakan banyak tikar pula, untuk disewakan pada para pengunjung 
yang ingin bermalam diwarungnya, dengan harga yang sangat rendah. 
Pun pemilik warung itu ternyata seorang perempuan yang telah lanjut usianya dan sangat 
peramah. Atas pesan Sujud, pemilik warung itu setelah menghidangkan makan bagi mereka bertiga, 
segera menggelar tiga tikar di suatu ruangan yang bersih, serta mempersilahkan dengan ramahnya 
untuk berkemas dan mengaso, sementara ia masih sibuk melayani tamu-tamtt yang lain.
Dari bibi pemilik warung yang ramah itu, Sujud mendapat keterangan bahwa keramaian yang 
tengan berlangsung adalah perayaan pesta pernikahan dari anak putrinya Panewu Arjasuralaga yang 
bernama Rara Tanjungsari. Adapun mempelai lelakinya berasal dari Kuningan, seorang pemuda 
terpandang putra sulung dari Kyai Singa Yudha, guru shakti dalam ilmu kanuragan yang telah terkenal 
Perguruannya dinamakan "BASKARA MIJIL" (Matahari terbit) dengan lambang kebesarannya 
berlukiskan gambar matahari terbit dengan garis-garis sinarnya memenuhi separo lingkaran. 
Sungguhpun perguruan Baskara Mijil itu belum lama didirikan, namun murid-muridnya telah cukup 
banyak, dan pengaruh-nya telah tersebar luas. 
Kiranya Panewu Arjasuralaga girang sekali mempunyai menantu yang tanpa dan memiliki ilmu 
krida yudha yang dianggapnya cukup mengagumkan itu, sehingga untuk merayakan hari perkawinannya 
diadakan keramaian lima hari lima malam, juga akan diadakan lomba olah kanuragan untuk 
memperebutkan gelar kejuaraan daerah Banjararja dengan hadiah-hadiahnya yang berharga, berupa 
sejumlah uang emas dan pakaian, serta pemenangnya akan diangkat menjadi lurah narapraja, pengawal 
pribadi Penewu Arjasuralaga. 
Hal ini tidak mengherankan, karena sebelum ia menjabat sebagai Penewu Narapraja di 
Banjararja, ia sendiri adalah seorang tamtama di kota Raja. Dan kiranya oleh kanuragan masih selalu 
merupakan kegemarannya. Semenjak Penewu Arjasuralaga menjabat sebagai kepala narapraja di 
Kebanjaran Banyararja, baru kali inilah diadakan keramaian yang semeriah itu. 
Keramaian itu telah berlangsung satu hari semalam, dengan mendapat perhatian yang sangat 
besar dari para tamu undangan maupun rakyat biasa yang menyaksikannya. Dan keramaian pada malam ini adalah malam yang kedua dengan acara pertunjukkan senitari 
dari daerah Kuningan berupa tari kelana topeng, dan dilanjutkau dengan wayang golek siang harinya. 
Kita mengaso dulu sebentar, Nem!. Besok pagi saja, kalau sudah hilang lelah kita, kau tentu akan 
kuantar melihatnya! -- Sujud menjawab dengan suara lemah untuk menghibur. 
— Sekarang saja, kang Sujud. Besok tentu sudah bubar Martinem mendesak dengan merengek-
rengek. 
— Nem, kau jangan rewel saja! Keramaian itu masih akan berlangsung sampai ampat hari Iagi, 
jadi tak usah kuatir untuk tidak kebagian melihat! ….. Sudahlah…. lebih baik sekarang mengaso dulu! —
Dengan tak sabar Martiman memotong pembicaraan, demi menegur adiknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kitab Mar'atus sholihah

  Cari Keripik pisang klik disini MAR'ATUS SHOLIHAH           الدنيا متاع وخيرمتاعهاالمرأةالصالحة (رواه مسلم) Dunia itu perhiasan,dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita yang baik budi pekertinya (HR.Muslim) PANDANGAN UMUM ·        Wanita adalah Tiangnya Negara,maka apabila wanita itu berperilaku baik maka Negara itu akan menjadi baik,begitu pula sebaliknya,apabila wanita itu berperilaku buruk maka Negara itu akan menjadi buruk ·        Wanita yang Sholihah/baik harus selalu konsisten mencari ilmu,karena dengan ilmu kita akan di hormati oleh masyarakat dan selamat di dunia dan akhirat,terlebih ilmu agama dan yang berhubungan dengan wanita ·        Wanita yang baik,wajib (Fardlu 'ain) mempunyai jiwa tauhid dan iman yang kuat supaya tidak gampang terpengaruh,ibarat bangunan,tauhid merupakan pandemen/pondasinya, maka apabila pondasinya kuat bangunan itu tidak akan mudah roboh ·        Wanita sholihah harus mempunyai Akhlak/budi pekrti yang baik,baik itu kepada orang tua,suami,g

Aan Merdeka Permana

Cari Keripik pisang klik disini Aan Merdeka Permana merupakan pemenang penghargaan Samsoedi pada tahun 2011 dari Yayasan Kabudayaan Rancage, untuk novel sejarahnya Sasakala Bojongsoang. Seorang jurnalis yang lahir di Bandung 1950, telah bekerja sebagai editor untuk Manglé, Sipatahunan, dan Galura. Selain menulis untuk keperluan jurnalistik beliau juga menulis cerpen dan puisi.  Buku-bukunanya yang pernah terbit kebanyakan bacaan anak dalam bahasa Sunda Kedok Tangkorék (1986), Jalma nu Ngarudag Cinta (1986), Andar-andar Stasion Banjar (1986), Muru Tanah Harepan (1987), Nyaba ka Leuweung Sancang (1990), Tanah Angar di Sebambam (1987), Paul di Pananjung, Paul di Batukaras (1996), Si Bedegong (1999), Silalatu Gunung Salak (6 épisode, 1999).

Mengenal Larry Tesler, pahlawan penemu fitur "copy-paste"

Larry Tesler, penemu konsep cut, copy, paste pada komputer meninggal dunia di usia 74 tahun pada Senin (17/2). Namun, penyebab kematian belum diungkap sampai hari ini. Tesler lahir di New York, Amerika Serikat pada 24 April 1945. Ia merupakan lulusan Ilmu Komputer Universitas Standford. Tahun 1973 Tesler bergabung dengan Pusat Penelitian Alto Xerox (PARC), di mana dia mengembangkan konsep cut-copy-paste. Konsep ini difungsikan untuk mengedit teks pada sistem operasi komputer seperti dilansir The Verge. Tujuh tahun kemudian, pendiri Apple Inc yakni Steve Jobs mengunjungi kantor PARC dan Tesler ditunjuk menjadi pemandu. Lihat juga:Fernando 'Corby' Corbato, Penemu Password Komputer Meninggal "Jobs sangat bersemangat dan mondar-mandir di sekitar ruangan. Saya ingat betul perkataan Jobs saat melihat produk besutan PARC, 'kamu sedang duduk di tambang emas, kenapa kami tidak melakukan sesuatu dengan teknologi ini? Kamu bisa mengubah dunia,'" kata Tesler sa